Senin, 30 Juli 2012

Tentang "SEGITIGA"

Alhamdulillah, untuk kedua kalinya tulisanku dimuat di media. Yahhh, meski tulisan itu bukanlah tulisan berat seperti cerpen, esai atau artikel lainnya. Tapi setidaknya, bisa nitip tulisan ke media dan dibaca orang banyak bagiku itu sudah 'sesuatu' banget. *narsis kumat* :D

Kali ini resensiku dimuat di Tribun Jogja (Minggu, 29 Juli 2012) dalam kolom Dunia pustaka



Rabu, 25 Juli 2012

Nak, Tolong Beliin Mama Pulsa...!!!


Lagi, dan lagi! Sering sekali aku mendapat sms yang isinya minta dibelikan pulsa dengan versi yang hampir sama. Entah itu yang memakai sebutan "Papa" atau "Mama", hingga membawa-bawa kantor polisi segala. Intinya si pengirim sms minta agar nomornya diisi pulsa. Duileeehhh, emangnya gue conter HP! Para penipu yang suka memplagiat, halah :D

Karena sudah kebal dengan sms-sms yang seperti itu, aku sih fine-fine aja. Begitu ada sms serupa yang masuk, langsung DELETE sudah beres! Tapi yang perlu diwaspadai ketika si penipu memakai modus yang agak berbeda. Dan herannya, dia justru berani menelepon.

Pernah di suatu malam aku hampir saja percaya kalau si penelepon adalah temanku semasa SMA dulu. Rupanya si penipu sudah agak naik grade kepintarannya dengan memanfaatkan kondisi (calon) korban yang rata-rata tak menyadari ketika dia sudah (hampir) menjadi korban.

Begini kira-kira kejadiannya :

Selasa, 24 Juli 2012

Bukan Badut Biasa



     Kuamati jam dinding yang terus berdetak. Jarum pendeknya hampir menyentuh angka tujuh. Hatiku mulai cemas. Tidak biasanya Ibu pulang selarut ini. Konsentrasiku untuk belajar buyar seketika. Sementara itu suara guntur mulai menggelegar menandakan kalau sebentar lagi hujan akan turun dengan deras.

     “Ya Allah.. lindungilah di mana Ibu berada,” lirih kuucap sebaris kalimat doa untuk Ibu yang sekarang entah di mana. Sungguh, aku tak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Ibu.

     Aku pernah merasakan bagaimana pedihnya kehilangan seseorang yang sangat kusayangi. Dua tahun yang lalu, Ayah pulang tinggal nama. Tabrakan maut di jalur tengkorak telah melayangkan nyawanya.

Jumat, 13 Juli 2012

Ketika Pena Menikahi Imajiku


Ada kalanya seseorang mengalami pasang surut dalam kehidupannya. Tak lepas juga diriku. Pasang surut itu seringkali membuat semangat terasa terbang melayang entah kemana. Termasuk semangat untuk menulis. Ibaratnya, jangankan untuk menulis, untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi pun kita membutuhkan energi dan pikiran. Tapi ada satu tulisanku - katakanlah sebagai janji, yang pernah kugoreskan untuk menyemangati diriku sendiri saat semangat menulis mulai menguap dari diri. Dan jika membaca kembali tulisan ini, aku mencoba untuk melecut diri. Bukankah janji memang harus dipenuhi, termasuk janji pada diri sendiri.


        

Kamis, 12 Juli 2012

Teardrops in Heaven

Surga seorang anak berada di telapak kaki ibunya, surga seorang istri ada di keridhoan dan ketaatan terhadap suaminya, surga para orang tua terdapat di rapal doa anak-anak shalehnya. Dari mana pun surga itu berasal, setiap orang memiliki hak yang sama untuk mengusahakannya.

Buku ini berisi kisah nyata seorang ibu yang dituliskan oleh putrinya sendiri dengan tujuan agar kisah Mande, begitu tokoh di dalam buku ini disebut, bisa mengabadi di benak para pembaca. Ditambah dengan kisah-kisah yang berlatar Sumatera Barat, antara kisah yang satu dengan yang lain semakin terjalin erat.

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya setelah dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu (Q.S. Luqman:14).



Kaos Kaki Selen

Hemmm... ada rasa tersendiri begitu tahu tulisan kita dimuat di sebuah media, meski itu hanya media lokal sekalipun. Dan jujur, baru sekali ini tulisanku dimuat di media. Meski antologiku sudah lumayan banyak (sudah 28 antologi), tapi tetap saja dimuatnya tulisan ini menjadi sebuah kebanggan tersendiri. Cieeee... kok jadi lebay begini  :D

Yuk mari... langsung saja kita simak kisah Cempluk berikut :)