Jumat, 29 November 2013

Salah Perkiraan


Hujan turun kian mengganas. Percikannya bagai duri-duri tajam yang menghujam ke seluruh tubuh. Alex tetap terpaku di tempatnya berdiri, meski gigil mulai dirasakannya.

“Tunggu aku setengah jam lagi!” begitu pinta Tania, yang lantas membuat Alex tak mau beranjak. Khawatir si gadis akan kecewa bila tak menemukannya di tempat yang sudah mereka sepakati.

“Jangankan setengah jam, setengah abad pun aku rela menunggumu,” kelakar Alex saat itu. Tania tertawa renyah di ujung telepon. 

Tapi nyatanya, setengah jam telah berlalu. Batang hidung Tania belum juga muncul. Alex mulai resah. 


Kamis, 28 November 2013

Jangan Sampai Papa Tahu!




 “Ra, sini kembalikan kamera Papa. Nanti siang mau Papa pakai.”

Gadis kecil itu tampak enggan memberikan kamera yang tengah dipegangnya. Disembunyikannya kamera itu di belakang punggungnya yang kecil.

“Ra... Ra...,” lelaki yang sudah berdandan dengan kemeja rapi itu mulai membujuk gadis kecilnya. Namun si gadis kecil tetap enggan mengulurkan benda berlensa yang kini ada di tangannya.

“Rara pinjam dulu ya Pa. Hari ini Kak Nuri janji mau ajak Rara jalan-jalan. Rara mau foto-foto dulu sama Kak Nuri di taman,” katanya mulai berbohong.

Selasa, 26 November 2013

Gadis Pelipat Burung Kertas



Jika Maudy Ayunda punya perahu kertas, 
maka aku punya burung kertas yang bisa mengantarkan rindu ini padamu.

***
“Re, ayo lipat kertas-kertas ini lagi!”

Aku menggerutu. “Sampai kapan kau akan bermain dengan burung-burung kertas ini, Jo?”

Jovanka mendekatiku, “Sampai aku mendapatkan jumlah yang aku inginkan,” bisiknya tepat di dekat telingaku.

“Iya, tapi berapa lagi?”

“Sampai genap seribu burung kertas.”

Braaak!
Kulempar kertas-kertas berwarna-warni itu tepat di hadapan Jovanka. Kedua mata bulat itu membelalak tak percaya atas apa yang baru saja aku lakukan.

“Maaf  Jo, aku sudah bukan anak-anak lagi yang suka bermain dengan burung kertas.”

Jovanka menatapku dalam. Kulihat genangan air mulai membayang di kedua matanya. Aku sudah muak dengan keterpaksaan mengikuti semua kemauannya. Kutinggalkan Jovanka yang kian tergugu dalam tangis.


Senin, 25 November 2013

Setangkai Mawar Untukmu, Sayang




 
Ia tetap merengek memintaku mencarikannya setangkai mawar. Aku sudah berusaha memenuhi pintanya, tapi sayang... tak kudapat mawar seperti yang ia minta.

“Bagaimana bila kuganti mawar yang lainnya saja?” tawarku.

Dia menggeleng.

Gila! Untuk kesekian kalinya aku harus menunda pernikahanku dengannya, karena belum kudapat bunga mawar yang ia minta.

Ia terlalu berimajinasi. Langgam yang sering didendangkan oleh rama[1]-nya ternyata sudah meracuni akal sehatnya.
... Wekasan mung welingku

Aku nitip kembang mawar biru

Openana minangka tandha katresnanku ....

Kamis, 21 November 2013

Oleh-Oleh #Kampus Fiksi Roadshow Solo

#Kampus Fiksi di Solo?
Pokoknya harus ikut!

Itulah tekadku begitu membaca pengumuman adanya #Kampus Fiksi Roadshow yang akan diadakan di toko buku Toga Mas Solo. Berhubung dulu pernah mendaftar #Kampus Fiksi yang reguler dan tentu saja tidak lolos! (ayeee, bangga bener tidak lolos :D), maka demi apa pun aku harus ikut #Kampus Fiksi yang di Solo ini. Mulailah aku mengirim persyaratan pendaftarannya melalui email.Syaratnya mudah. Calon peserta hanya disuruh untuk mengirim surat pernyataan kesanggupan mengikuti acara yang ditempeli materai dan ditandatangani, kemudian discan, dan selesai. Syaratnya memang tak seribet ketika mendaftar #Kampus Fiksi yang reguler, yang diharuskan membuat cerpen dan diseleksi.

Tak butuh waktu lama, hanya selang sehari dari pengiriman email, pihak Diva Press memberikan balasan lewat email pula bahwa aku menjadi salah satu peserta #Kampus Fiksi Roadshow di Solo. Alhamdulillah. Padahal sempat takut tidak kebagian seat, karena aku telat tahu pengumumannya.


Setelah kepastian diterimanya diriku sebagai peserta, mulai deh aku melancarkan rayuan maut untuk suamiku, agar si Mas bersedia mengantar istrinya yang cantik jelita dan tak bisa naik motor ini pada hari H nanti. Maklum, kalau tidak dipesan duluan, si Mas-nya jadwal sangat padet seperti roti bantet :D