“Stop! Sudah kubilang, buang perca-perca itu!” Dia membentakku. Ditendangnya perca-perca itu
hingga berserakan dimana-mana.
Aku hanya bisa menangis terisak sambil mengumpulkan kembali perca yang tercecer.
Dia memang tak pernah setuju aku menjahit. Baginya boneka-boneka dari kain
perca itu tak berguna. Hanya membuat kotor rumah. Toh, hasil penjualannya pun tak seberapa. Tak sebanding
dengan gaji kantor yang selama ini diperolehnya.
“Tidak, aku tak kan membuangnya! Jika sampai kau
bakar, kau akan membakar hati putri kita,” kulirik anak perempuanku yang sedang bermain boneka perca buatanku.
“Putri kita sangat menyukai boneka perca-nya. Apa kau tega
melakukannya?”
Dia pun terdiam.
gambar dicomot dari sini http://arumdati.com/2011/membuat-boneka-kain/ |
* Kadang kita tak pernah menghargai sesuatu yang terlihat sepele di hadapan kita. Padahal, seringkali yang terlihat sepele itu justru menjadi sesuatu yang berharga bagi orang lain *
Tuhan ciptakan byk hal lewat tangan manusia juga..
BalasHapusMaka cinta padaNYA adalah cinta pada karyaNYA
Tuhan ciptakan byk hal lewat tangan manusia juga..
BalasHapusMaka cinta padaNYA adalah cinta pada karyaNYA