Senin, 18 Maret 2013

Inilah Saya, Dulu dan Sekarang ^_^

Saya akui kalau saya ini adalah seorang wanita yang latah, dan latah ini akan kumat bahkan menjadi-jadi kalau tahu ada lomba atau GA yang keren. Ya, salah satunya GA-nya Bunda Yati ini. Untuk itu, mohon izin untuk mengikuti GA-nya ya Bunda *sungkem ke Bunda Yati*

Akhirnya, demi ikut GA-nya Bunda Yati, kemarin saya jadi ngubek-ubek album foto yang telah usang. Dan ketemulah foto diri yang amat sangat begitu unyu ini *halah, lebay* :D

Foto di atas diambil ketika saya masih TK, kira-kira umur 5 tahun. Waktu itu saya sedang mengikuti lomba antar TK se-kabupaten di Kartasura. Serba meraaaaahhh, dan itulah saya! :D Baju dan pita merah itu adalah barang-barang favorit saya sewaktu masih kecil. Cantik bukan? Iya kan? Iya dong! *maksa* :P

Rabu, 13 Maret 2013

Sabar Itu Indah ^_^

Tak selamanya menunggu itu membosankan. Menunggu bisa memberikan salah satu pelajaran untuk kita petik hikmahnya. Salah satunya adalah pelajaran untuk bersabar. Dan sesungguhnya orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang pantatnya lebar disayang Allah :D

Menunggu dan bersabar. Ya, setidaknya itulah kalimat yang tepat ditujukan untuk semua penulis dalam buku antologi terbaru yang insya Allah akan terbit akhir bulan ini.

Sungguh di luar dugaan kalau naskah yang diberi judul "Si Jola - Catatan Jomblo Gila" ini akhirnya bisa diterima di penerbit Dee Tens (Diva Press). Bukan waktu yang singkat untuk menunggu naskah ini terbit. Pasalnya, sejak naskah ini dikumpulkan dari hasil lomba cerpen komedi tahun 2011, beberapa kali Mas Aji (Uncle DAS) - Pendiri Grup UNSA - telah mengirimkan naskah itu ke beberapa penerbit mayor. Tapi berulangkali penolakan itu diterima. Bukan tak mungkin kalau ada beberapa penulis yang kemudian menarik naskahnya karena sudah mulai jenuh menunggu. Hingga akhirnya, naskah yang berjumlah 21 itu menyusut  menjadi 15 naskah saja.

Senin, 04 Maret 2013

Dikerjai Menwa

Gambar dicomot dari sini
Tahun 2004, aku mulai memasuki program kuliah satu tahun di bidang kesehatan. Meski hanya satu tahun, tapi peraturan Ospek tetap berlaku bagi para mahasiswa baru. Dan untuk Ospek kala itu, kami  dibawa panitia ke daerah Kalisoro, Tamangmangu.
Hari H tiba. Setelah melalui perjalanan kurang lebih selama satu jam, kami sampai di tempat tujuan. Untuk dapat mencapai tempat lokasi ospek, kami diharuskan berjalan kaki terlebih dulu. Entah berapa kilometer kami harus melalui jalan yang menurun dan dinginnya terasa menggigit tulang itu. Lagu-lagu ceria menjadi iringan tersendiri dari tiap derap langkah kaki kami untuk menuju lokasi perkemahan. Apalagi para Menwa ( Resimen Mahasiswa ) yang mengawal kami juga melontarkan guyonan-guyonan yang mampu mengocok perut meski kadang terdengar konyol.
         Begitu sampai di lokasi perkemahan, kami segera mendirikan tenda per group. Sesuai jurusan yang kami ambil (jurusan kesehatan), maka nama group pun diambil dari nama obat-obatan dan bahan kimia. Aku berada di group “Formalin” bersama kelima temanku. Kebetulan aku-lah yang dipilih teman-teman untuk mengetuai group “Formalin”.
          Sebagai ketua, tak aneh rasanya jika setiap saat aku harus menjadi wakil teman-teman untuk menghadap panitia, termasuk para Menwa yang meng-handle acara. Jadi mau tak mau, panitia dan Menwa akan hafal dengan wajah-wajah yang sering menghadap ini.

Jumat, 01 Maret 2013

Tolong Hargailah ...!

Situasi I

Budi pulang sekolah. Dia menunjukkan hasil ulangan Matematikanya. Budi mendapatkan nilai 6.

“Ma, ini hasil ulangan Matematika Budi. Maaf Ma, Budi cuma mendapat nilai 6,″ ucap Budi takut-takut sambil menyodorkan selembar kertas kepada mamanya.

Mamanya meraih kertas itu. Alisnya berkerut. “Kamu itu ya, dari dulu sampai sekarang kok ya masih bodoh saja. Sia-sia Mama nyekolahin kamu. Soal mudah gitu aja ga bisa, malu-maluin mama saja!”

Mamanya marah. Dia lempar kertas ulangan itu ke muka Budi. Budi semakin takut. Dalam hati dia bertekad akan berlatih lebih giat lagi agar nilai ulangan Matematikanya next time bisa lebih baik.


* Situasi II

Budi pulang sekolah. Dia menunjukkan hasil ulangan Matematikanya. Budi mendapatkan nilai 8.

“Ma, ini hasil ulangan Matematika Budi. Budi seneng karena Budi berhasil mendapatkan nilai 8,″ ucap Budi dengan nada gembira. Berharap mamanya juga ikut senang atas prestasinya.

Mamanya meraih kertas itu. Alisnya berkerut. “Tumben kamu dapat nilai 8. Pasti kamu nyontek kerjaan temen yang jago Matematika, kan? Dasar anak malas.”