Sudah lumayan lama suami merintis usaha secara online. Awalnya dia menjual nomor-nomor cantik yang sama cantiknya seperti istrinya ini, tapi akhirnya beberapa waktu terakhir barang-barang jualannya beralih ke produk-produk kecantikan dan herbal. Bukan hanya melayani orderan luar kota, namun juga merambah ke orderan dalam kota. Dan hebatnya, pesanan-pesanan itu diantarnya. Jarang-jarang lho ada penjual online yang mau diajak cod'an.
Melihat prospek yang begitu menggiurkan ini (halah, bahasanya), aku pun tertarik ikut membantu suami jualan via online. Aku mulai mengikuti jejaknya menawarkan produk-produk yang sekiranya laris di pasaran. Awalnya sih, nggak ada yang nyantol. Kebanyakan cuma pada nanya-nanya doang. Sebel? Nggak sih. Tapi kecewa iya, hehe. Tapi tetep dong pasang iklan terus, orang namanya juga jualan. Dan Alhamdulillah, satu-dua-tiga orderan mulai masuk. Yes, setidaknya itu bisa mendongkrak pundi-pundi keluarga kami. :D
Padahal kalau mereka tahu ya, yang nanti bakal cod'an pun juga tetap suamiku. Meski aku ikut sekalipun, kalau konsumennya cowok, tetap kuserahkan acara 'ngobrol dan sebagainya' sama suami. Begitu juga suami, kadangkala kalau konsumennya cewek, aku yang suruh maju di barisan depan. Malu kali ya? atau malu-maluin? hehe.
Wes, pokoke jualan via online dan pajang HP memang begini ini resikonya. Terlebih kalau yang jualan masih imut-imut... hihihi *ditabok duit segepok* :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar