Jumat, 13 Juli 2012

Ketika Pena Menikahi Imajiku


Ada kalanya seseorang mengalami pasang surut dalam kehidupannya. Tak lepas juga diriku. Pasang surut itu seringkali membuat semangat terasa terbang melayang entah kemana. Termasuk semangat untuk menulis. Ibaratnya, jangankan untuk menulis, untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi pun kita membutuhkan energi dan pikiran. Tapi ada satu tulisanku - katakanlah sebagai janji, yang pernah kugoreskan untuk menyemangati diriku sendiri saat semangat menulis mulai menguap dari diri. Dan jika membaca kembali tulisan ini, aku mencoba untuk melecut diri. Bukankah janji memang harus dipenuhi, termasuk janji pada diri sendiri.


           JANJI PENULIS


Aku pernah terbelenggu dalam ketakutan. Merantai jejak kata yang pernah tergores dalam selembar kertas. Menyembunyikannya rapat menjadi sebuah rahasia diri tanpa seorang pun tahu isi di hati. Diary.. hanya dialah si pemegang cerita. Namun sebuah cita-cita menjadikanku lebih berani. Menampilkan pena yang mulai menari-nari. Menyambut imaji yang tak mau pergi. Dan mempublikasikan karya meski tak luput dari puji dan caci maki.

Ketika pena menikahi imaji, hatilah yang mulai memerangi. Meski tertatih kucoba menobatkan diri sebagai penulis. Bukan semata karena royalti, tak lebih dari sebuah terapi. Ya, terapi jiwa aku menyebutnya. Menulis membuatku bahagia, menulis menawarkan luka, menulis membuatku bebas menjadi siapa pun yang kuinginkan, dan menulis akan selalu menjadi bagian dari ekspresi jiwaku.

Kini, seiring berdentangnya waktu.. biarkan pena yang berbicara. Menjadi senjata dalam mengukir tiap aksara yang akan terbaca. Menebar ilmu dan manfaat yang kelak menjadi amal jariyah. Selama nafas masih berhembus dan jantung masih berdetak, akan selalu terpahat karya sebagai bukti hidupku.

Walau nanti ragaku menua, tak kubiarkan penaku lekang dimakan usia. Walau nanti tubuhku merenta, tetaplah penaku berdiri jaya. Dan kan kuhabiskan sisa hidupku dengan berkarya...





Di sudut kota Sukoharjo, 29 Oktober 2011
Ragil Kuning

2 komentar: