Sabtu, 11 Agustus 2012

Aku dan Kau

Tak terasa tiga tahun kita berlayar dalam 'biduk kecil' yang kau kemudikan. Banyak kita lalui suka-duka kehidupan yang kadang membuat kita terasa terhempas dalam ujian. Tawa dan tangis pun tak lelah mengiringi perjalanan kita. Namun dekapan kasihmu akan selalu membuatku merasa nyaman menyandarkan kepalaku di dadamu.

Duhai, kau belahan jiwaku... Maafkan aku jika ada kata yang sering menggores luka, lakuku yang sering membuatmu kecewa. Maaf, maaf... dan maaf hanya bisa kuucap kini.

Aku bukanlah seorang istri yang tabah - yang kadang masih sering meneteskan air mata jika duka tengah menyapa kita. Aku juga bukanlah seorang istri yang cantik yang sanggup membuatmu terpesona setiap memandangku. Aku juga bukanlah seorang istri yang pandai atau pun kaya. Aku hanyalah seorang perempuan miskin yang hanya memiliki dua harta, yaitu kau dan lelaki kecil kita.

Duhai, suamiku.... Jika aku boleh meminta, izinkanlah aku untuk tetap tinggal di hatimu. Mendiaminya hingga Allah benar-benar mencabut nyawa kita. Dan jika aku boleh meminta kembali, rangkul dan genggamlah jemariku selalu saat aku mulai goyah melangkah di bumiNya.

Jika mencintaimu adalah satu takdir yang harus kujalani, maka menua bersamamu adalah sebuah harapan yang akan melengkapi perjalanan takdir itu sendiri.



Sukoharjo, 11 Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar