Jumat, 21 Desember 2012

# GA Ya Allah Beri Aku Kekuatan, Aida MA


Wanita Fajar dan Gadis Kecilnya

Ada kalanya Allah memberikan kita ‘cermin’ dari kehidupan orang lain di sekitar kita, agar kita lebih banyak memanjatkan syukur
***
            
     Dia bukanlah siapa-siapa, hanya tetangga dekat rumah (tempat tinggal suami), yang kebetulan kisah hidupnya mampu memberikan gambaran tentang kekuatan seorang wanita dalam menjalani cobaan hidup. Sebut saja namanya Sri (nama disamarkan).

     Sri adalah anak pertama dari sebuah keluarga yang bisa dibilang berada. Orang tuanya (tinggal ibunya saja) memiliki sawah berpatok-patok. Kambing peliharaannya pun puluhan ekor. Akan tetapi keadaan itu tak lantas membuat Sri berpangku tangan menikmati harta orang tua. Sebelum fajar menyingsing, Sri sudah berkutat dengan aktivitasnya mengumpulkan barang-barang bekas. Ya, itulah pekerjaan Sri – pemungut barang bekas.

     Pasti dibenak kita akan bertanya-tanya, “Orang tuanya saja kaya, kenapa dia mesti jadi pemungut barang bekas?” Awalnya, aku pun bertanya demikian. Tetapi begitu menelusuri kehidupannya, barulah aku mengerti. Rupanya, ibunya Sri pernah menolak keadaan Sri. Kenapa? Karena Sri adalah seorang penyandang disabilitas. Sebenarnya bukan bawaan sejak lahir, namun sebuah insiden kecelakaanlah yang akhirnya merenggut kebebasan gerak Sri. Sudah jatuh, tertimpa tangga. Mungkin itulah peribahasa yang pas untuk menggambarkan nasib Sri. Di saat fisiknya tak lagi normal, dukungan dari keluarga pun seolah hilang. Dengan alasan itulah, Sri merasa berkewajiban untuk mencari nafkah untuk dirinya sendiri, karena dia tak ingin merepotkan ibu dan keluarganya yang lain. Sebelum menjadi seorang pemungut barang bekas, Sri juga pernah menjadi seorang pengasuh bayi.
(Catatan : kondisi fisik Sri cacat tangan dan kaki. Tangan sebelah kanan jari-jarinya menekuk, sedangkan telapak kaki kanan posisinya miring, sehingga jalannya timpang).

     Setiap hari Sri selalu berangkat mencari barang-barang bekas sebelum matahari menampakkan sinarnya. Tak dia hiraukan langit yang masih gelap. Tak dia pedulikan udara dingin yang kadang menggigit tulang. Dengan telaten, Sri menyusuri sepanjang jalan hanya untuk menemukan plastik bekas makanan atau minuman, juga kardus-kardus tak terpakai lainnya. Sri baru akan pulang ketika matahari mulai naik sepenggalah. Aktivitas itu kembali dilakukannya pada siang atau sore hari jika memang memungkinkan. Setiap seminggu sekali, mobil pengangkut rongsokan akan mendatangi Sri untuk mengambil barang-barang bekas yang telah Sri kumpulkan. uang hasil penjualan barang bekas itulah yang memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Sri.

     Selain menyandang disabilitas, Sri juga seorang gadis yang polos, meski usianya telah menginjak di angka tiga puluhan. Pikirannya begitu sederhana, termasuk ketika dia mulai mengenal seseorang di dunia luar. Rupanya ada seorang lelaki yang tega memanfaatkan kepolosan dan kesederhanaan Sri. Tak pernah ada yang tahu bagaimana kejadian yang sebenarnya, hingga di suatu hari Sri kedapatan telah hamil. Hal ini menjadi sebuah pukulan telak bagi ibunya. Namun dari musibah itulah, ada hikmah yang kembali merekatkan hubungan ibu dan anak tersebut. Bagaimanapun, seorang ibu pasti akan ikut merasakan sakit ketika anaknya ‘dicubit’. Dan seperti itulah selamanya naluri seorang ibu. 

     Dari cobaan demi cobaan yang telah dilalui oleh Sri, boleh jadi Allah menganggap Sri sebagai seorang wanita yang tegar. Wanita yang tak mudah ‘jatuh’ meski badai ujian menerpanya. Dan nyatanya, Sri pun sanggup menjadi orang tua tunggal dari seorang bayi perempuan yang kemudian dilahirkannya dengan berat 2400 gram.

     Saat itu, tepat di tanggal 21 Juli 2010, Sri resmi menjadi seorang ibu. Aku ingat betul karena kebetulan dua hari sebelumnya (tanggal 19 Juli 2010), aku juga berjihad melahirkan lelaki kecilku. Sri melahirkan di rumah bersalin yang sama denganku. Alhamdulillah... proses kelahirannya lancar, meski jika dinalar kembali, hal itu seperti sebuah mu’jizat, mengingat kondisi pinggul Sri yang juga tak normal. Tetapi jika Allah menghendaki, maka semuanya akan menjadi sangat mudah.

     Orang lain mungkin tak akan pernah bisa merasakan apa yang Sri rasakan. Bukan tak mungkin Sri yang kesehariannya selalu terlihat tegar, dalam hati dia menitikkan air mata. Mungkin juga menjerit tertahan. Bagaimanapun, setiap manusia pasti selalu mendambakan pasangan dalam hidupnya. Tapi... selama ini Sri mencoba berdiri sendiri di tengah ujian yang menerpanya. Bahkan saat dia harus bertaruh nyawa demi melahirkan gadis kecil yang kini selalu menemani hari-hari Sri. Pernah, salah seorang tetangga membujuk Sri agar begitu dia melahirkan, Sri menyerahkan anaknya kepada pasangan yang bersedia mengangkatnya sebagai anak. Tapi rupanya, Sri bersikukuh ingin membesarkan gadis kecilnya dengan tangan sendiri. Subhanallah... 

     Kini gadis kecil Sri telah tumbuh menjadi balita yang sehat. Setiap pagi, gadis kecil inilah yang akan setia  berjalan mengikuti Sri dari belakang. Jika hari masih begitu pagi dan dingin, Sri akan menggendong gadis kecilnya dengan terseok. Sementara, satu tangannya akan menyeret karung yang telah penuh dengan barang bekas. 

     Sri, aku menyebutnya wanita fajar, wanita sederhana yang membuatku lebih banyak bersyukur. Bersyukur atas kenormalan fisik yang telah Allah berikan padaku (normal ya, bukan sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah), bersyukur atas ujian hidup yang tak ada apa-apanya dibanding ujian hidup yang Sri hadapi, juga bersyukur atas anugerah Allah untuk menjadikanku sebagai penggenap tulang rusuk dari seorang lelaki yang kini kudampingi. Selebihnya, bersyukur atas hal sekecil apapun yang telah Allah berikan dalam kehidupanku.

     Bukankah Allah sendiri yang telah berjanji? "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". Q.S Ibrahim : 7. Semoga kita pun bisa menjadi hambaNya yang selalu bersyukur. Aamiin. 


*Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Ya Allah Beri Aku Kekuatan.
Info selengkapnya ada di sini

  
Judul Buku    : Ya Allah Beri Aku Kekuatan
Penulis           : Aida MA
Halaman        : 356 halaman
Penerbit         : Quanta, Elex Media
Harga             : Rp. 58.800




2 komentar:

  1. terharu aku baca kisah sri mba fit..huhuhu

    BalasHapus
  2. Dan yang paling membuatku miris, ketika kusaksikan dia berjalan berdua dengan gadis kecilnya di pagi hari demi sekarung barang bekas :a:

    BalasHapus